Sabtu, 02 April 2011

Kisah Si Jantan dan Si Betina (sebuah puisi estafet)

by Ecka Anastasia (Ende) & Christian Dicky Senda (Jogjakarta)
-mendukung gerakan MUDAers NTT Menulis-

sang jantan:

aku hanya sedang berusaha memahami
arti wajahmu dan wajahnya di dinding
kamarku...
seperti merona biru
yang terpancar dari seribu malam yang sudah kugenggam.
 ''suatu hari aku berlari kencang dalam
sebuah episode mimpi. seperti kuda jantan aku
berlari ke hutan yang berdaun kunang-kunang. 
tapi aku bukan kuda, hanya mataku yang mirip kucing.
dengan tulang hidung besar,
kejantanan yang menggantung.''

sesungguhnya aku mempunyai dua mata,
mata kucing dalam mimpi dan mata layu karena aku
tak lagi tangguh berlari. aku bukan kuda,
aku hanya dua rupa dalam dua dunia yang berbeda...''
kataku suatu malam, dibalik punggungmu yang lelah.

hatiku tak bergeming, hanya mencoba untuk
memahami arti wajahmu dan wajahnya di dinding kamarku.

bintik-bintik biru di wajahmu makin menyala....

sang betina:

aku memancarkan betina yang menggigit
Binal dan liat;
Pada dinding yang tak pernah sunyi
Mimpi yang tak mau sepi
Hingga bualan yang hinggap jelang gulita
Menjelma cerita

Pada dindingmu wajahku singgah sekejap lalu
Bersama lelahku yang kuyup
Berpendar biru;
Hanya untuk menjadi redup
Kala bersanding dengan auranya yang berkilat bak petir kelabu
Saat hujan menggenang di pelupuk matamu yang abuabu

Bukankah pada punggungmu yang lelah berkeringat
Aku tiupkan bisikbisk dari mimpi yang menggeliat;
Bahwa pada hutan berdaun kunangkunang, belum
kutemukan bau keringat uang yang membuatku lupa
pada episode mimpi berburu fiksi?
Episode dimana aku menjadi binal dan liat
Pada kelopak yang tertidur
Tapi tidak pada kilatan kelopak matamu yang selalu abuabu;

Aku jantan, kucing, aku biru, aku rapuh
aku satu yang sejatinya dua

Aku bukan jantan, aku bukan kucing, aku tidak biru,
aku tak mau rapuh
aku layu setelah biru yang menyala

Aku mau mewujud abu pada pelupuk matamu yang abu abu

sungguh, aku sedang merindukan rentetan pergunjingan
tentang tatacara 
percintaan kita
dimana wajahmu dan wajahnya sedang menjilat biruku.....

Jogjakarta, 2 Maret 2011
21.31 WIB

*jarak Jogja-Ende tak menjadi masalah untuk menulis...*

1 komentar: