Jumat, 23 September 2011

Mereka ---> Bisa jadi kamu

(sebuah cerpen Eka Wangge)

Aku kenal seorang pria yang ingin menuliskan sebuah kisah cinta, namun tak tahu harus mulai dari mana. Aku juga kenal seorang wanita yang ingin menuliskan sebuah kisah cinta, namun juga tak tahu harus mulai dari mana. Aku kira mereka berjodoh, seperti Nobita dan Sizuoka, tokoh kartun favorit si wanita. Tapi ternyata tidak. Mereka bahkan tidak memiliki rasa ketertarikan sama sekali. Sial.

Kukira aku yang salah, Mungkin aku tak cukup mengenal kedua temanku ini, sang pria dan si wanita tadi, dengan baik. Tapi setelah kutimbang lagi, rasanya aku sudah cukup baik mengenal mereka. Aku kenal dangan sang pria sudah sejak dua tahun silam. Sedangkan si wanita, sudah lebih lama dari itu, empat tahun ! aku bukan orang yang pandai berteman. Maka hitungan dua tahun apalagi empat tahun merupakan angka yang cukup untuk aku sebut mereka, sahabat. Seperti sudah kubilang, aku kira sahabatku ini akan berjodoh sebagai sepasang kekasih, bukannya sekedar teman, tapi ternyata tidak.

Apakah aku salah ? Rasa-rasanya tidak. Sang Pria pembawaannya jujur. Ia pria paling setia yang pernah kukenal. Kalau sudah menyukai seorang wanita, ia tak akan melirik wanita lain sejelita apapun wanita itu. begitu juga dengan si wanita. Mereka sama-sama suka musik Dangdut, yang menurutku norak. Sama sama suka jenis masakan seafood, yang lebih sering membuatku mual. Sama-sama suka menonton film action, yang membuatku pusing mendengarkan desingan peluru. Sama-sama suka ke pesta, yang membuatku sesak napas di tengah keriuhan. Aku kira mereka berjodoh, tapi ternyata tidak. Mereka bahkan tidak memiliki rasa ketertarikan sama sekali.

Darimana aku tahu ? tentu kau bertanya. Bagaimana aku tak tahu, kalau setiap saat kujodohkan, si wanita Cuma melengos. Sementara sang pria akan mencibir, dengan suara baritonnya dia selalu bilang

“ dasar sok tahu!”

Berulangkali aku melihat ekspresi yang sama dari si wanita, dan cibiran yang sama dari bibir sang pria. Berulangkali pula aku menanamkan niat untuk tidak putus asa dalam usaha perjodohan ini. Aku yakin seyakin yakinnya mereka berjodoh. Tapi ternyata tidak.

“ Dia itu sukanya sama kamu! “

Aku menghadiahi si wanita yang baru berbicara ini sebuah kalimat cemoohan
“ sok tahu! Dia itu cocoknya sama kamu!”

“ ini bukan masalah cocok. Ini masalah hati, perasaan “

Seperti yang dia katakan, ini memang ternyata bukan masalah cocok, tapi masalah perasaan.

“ sudah lama aku suka kamu “

“ oh ya ? sejak kapan ? “

“ sejak kita pertama kali bertemu. Waktu itu hari kamis, kau ingat ? “

“ sudah lama sekali. Ingatanku tidak begitu bagus “

“ lalu bagaimana ? “

“ kita tak akan cocok “

Aku masih mengenal seorang pria yang ingin menulis kisah cintanya namun tak tahu harus memulai darimana. Aku juga masih mengenal seorang wanita yang ingin menulis kisah cintanya namun tak tahu harus memulai darimana. Aku punya keinginan menulis kisah cinta mereka yang kumulai lewat perjodohan karena kukira mereka sungguh cocok sebagai sepasang kekasih. Tapi ternyata tidak. Aku kecewa. Tapi aku percaya, suatu hari nanti mereka akan jadi penutur kisah cinta yang lebih baik dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar