karya: Umbu Spiderno dan Christian Dicky Senda
dalam angan serupa senja, aku menulis;
semoga bertemu di jendela, kala kita renta
saat mata kita samasama coklat pupus.
sudah semestinya itu terjadi.
jari jemari hati kita kembali melukis
lembaran silam yang paling manis,
tentang sebuah rumah mungil
dengan banyak jendela juga sebuah
cerobong asap di atapnya.
aneh, karena kita tak memilih
satu pun pintu untuknya.
karna kau dan aku tak butuh pintu.
hanya merindu jendela
yang aku bingkai dengan lafaz Tuhanku.
satusatunya yang menyerupai pintu hanyalah senyummu:
malaikat jatuh yg selalu ingin kubuka dengan kunci hatiku
Jogjakarta-Denpasar, 29 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar